Revolusirakyat.com – Proses naturalisasi Kevin Diks, pemain belakang yang kini berkompetisi di Liga Denmark bersama FC Copenhagen, sedang berlangsung dan dipersiapkan untuk bisa memperkuat timnas Indonesia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Namun, ada berbagai kendala yang membuat kehadiran Diks melawan Jepang pada 15 November 2024 diragukan.

Saat ini, proses naturalisasi Diks menghadapi tantangan birokrasi di tengah transisi pemerintahan Indonesia.

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan kabinet barunya baru saja dilantik, yang memengaruhi kelancaran urusan administrasi.

Proses ini memerlukan keterlibatan Kementerian Hukum dan HAM, yang kini terbagi menjadi tiga kementerian, sehingga membuat penanganan kasus seperti ini lebih lambat dari biasanya.

Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan bahwa agar Diks bisa bermain dalam laga melawan Jepang, semua dokumen dan pengesahan kewarganegaraan harus rampung sebelum 7 November.

Namun, dengan struktur pemerintahan baru dan kendala sidang di DPR, kemungkinan besar naturalisasi Diks akan sulit selesai tepat waktu.

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pun mengungkapkan harapannya agar Diks bisa segera bergabung, karena kekuatan lini pertahanan Indonesia akan sangat terbantu dalam menghadapi tim sekelas Jepang yang saat ini berada di peringkat 20 besar dunia.

Meski timnas Indonesia mengalami penurunan peringkat FIFA dari posisi 126 ke 130, PSSI tetap optimis bahwa hasil positif melawan Jepang akan membantu meningkatkan peringkat mereka.

Namun, tanpa kehadiran Diks, perjuangan skuad Garuda untuk menghadapi Jepang yang terkenal dengan kekuatan dan konsistensi permainan akan menjadi tantangan besar.

Kehadiran pemain naturalisasi seperti Diks sangat dinantikan karena kontribusi mereka bisa memperkuat tim Indonesia di kancah internasional.

Kabar mengenai status Kevin Diks akan terus dipantau oleh PSSI, dan mereka berharap agar semua proses administrasi bisa diselesaikan secepatnya demi memaksimalkan potensi tim dalam pertandingan besar melawan Jepang dan Arab Saudi pada akhir November ini.***